Terima Kasih Atas Kunjungannya. semoga Blog Ini Bermanfaat bagi anda.

Sabtu, 31 Maret 2012

DPR Siap Bahas Dua Calon Provinsi Baru

Meski ada moratorium pemekaran wilayah, usul pembentukan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) sebagai solusi percepatan pembangunan di perbatasan langsung Indonesia-Malaysia, siap dibahas pada masa sidang II DPR RI, akhir tahun ini.
"Kalimantan Timur dan Papua Barat menjadi dua provinsi yang diprioritaskan untuk dimekarkan dan akan segera dibahas di DPR," ungkap Hetifah Sjaifudian, anggota Komisi X DPR RI dari daerah pemilihan Kalimantan Timur di Balikpapan, Rabu (9/11/2011). Kalimantan Timur akan dimekarkan menjadi Kalimantan Utara (Kaltara). Sementara, belum ada informasi mengenai nama provinsi baru yang akan dikembangkan di Papua Barat.
Menurut Hetifah, pemerintah pusat dan DPR secara politik telah sepakat untuk memekarkan wilayah perbatasan seperti Kaltim. Pemekaran untuk mengatasi banyak masalah di perbatasan, terutama karena keterbatasan atau kesalahan penganggaran untuk membangun infrastruktur.
"Jadi Kaltara sudah masuk dalam rencana strategis Kementerian Dalam Negeri. Demikian pula Papua Barat dan sementara ini karena moratorium, hanya dua daerah itu yang mendapatkan prioritas," katanya.
Ia mengatakan, Kalimantan Utara itu ibarat beranda rumah yang selama ini ditelantarkan. Dengan pembentukan Kaltara diharapkan pemerataan pembangunan di kawasan perbatasan lebih maksimal dan bisa dirasakan rakyat hingga lapisan terbawah.
Hetifah baru saja kembali dari kunjungannya ke Krayan, daerah paling utara Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara bagian Sabah, Malaysia. Krayan merupakan kecamatan di pegunungan Schwanner, di bagian barat Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.
Untuk sampai ke Long Bawan, ibukota Kecamantan Krayan, jalan tercepat adalah dengan naik penerbangan perintis seperti Susi Air yang mengoperasikan pesawat berbaling-baling tunggal berpenumpang 12 orang. Saat ini, tidak ada jalan darat yang bisa ditempuh dengan mobil untuk sampai dengan cepat dan ekonomis ke Krayan.
"Untuk bepergian antarkampung saja seperti petualangan, saya harus naik mobil gardan ganda dan melewati jalan-jalan yang penuh kubangan lumpur," tutur Hetifah.
Selama tiga hari di Krayan, Hetifah mengunjungi Long Bawan, Tanjung Karya, Berian Baru dan Kampung Baru. Ia terutama mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di desa-desa tersebut untuk menyerap aspirasi masyarakat di sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarlah dengan sopan, jangan komentar menggunakan kata-kata kotor.